Gotong royong, salah satu nilai luhur yang diwariskan nenek moyang, sejujurnya nyaris punah seiring dengan kecenderungan masyarakat modern yang individualis. Serbuan teknologi yang datang dari berbagai lini dan terjadinya pemanjaan masyarakat modern sedemikian rupa, pelan tapi pasti telah membuat beberapa "tatanan" lama mulai ditinggalkan. TV misalnya, sedikitnya telah mampu mengaleniasi sejumlah warga yang dulunya punya kebiasaan bersosialisasi di luar rumah, kini terseret dalam arus acara TV yang begitu gencar mencecar penggemarnya. Telepon seluler, internet (termasuk jejaring sosial - meskipun di sana terjadi sosialisasi maya), semakin memperkukuh eksistensi teknologi dalam menggerus nilai-nilai tertentu yang semula lekat di hati masyarakat.
Kerja bakti, dalam makna sederhana, khususnya di RT 06 dan di beberapa tempat lainnya, selain dimaknai sebagai aksi dari sebuah target yang telah disepakati bersama, ada nilai lain yang secara tak sengaja dapat mempertahankan semangat gotong royong yang makin ditinggalkan itu.
Beberapa ilustrasi di bawah ini memperlihatkan semangat warga RT 06 untuk merawat "Lapangan Serba Guna", sebuah fasilitas umum yang manfaatnya sangat besar bagi warga setempat; baik untuk keperluan olahraga maupun kegiatan-kegiatan lain yang memerlukan ruang terbuka dan luas. Selain itu, di gambar agak bawah juga diperlihatkan di tempat tertentu yang masih tampak di-"serang" banjir lokal dan ada pula peralatan "etnik" berupa kenthongan sebagai sarana komunikasi untuk situasi-situasi yang emergensi, selain alat komunikasi modern lainnya tentu saja.
0 komentar:
Post a Comment